Tengah Bahagia

Teruntuk dirimu, yg sekarang akan, atau hampir, dan atau mungkin sudah mantap untuk menemuiku, ku katakan padamu sedikit saja. Aku adalah seorang wanita yg tengah berbahagia.
Aku menunggumu dengan sangat baik selama ini. Selepas aku menanggalkan hitam itu bertahun lalu, aku mulai belajar banyak hal untukmu. Sebisaku, aku ingin menjadi psikolog terbaik untuk seumur hidupmu. Mengais banyak ilmu, dari titik hingga tepi. Sebisaku, menjamin kehidupan ternyaman nan bahagia bersamaku hingga tua dan maut menjemput. Jangan khawatir ya, akupun sedang dalam tahap mematangkan diri. Walau, ilmuku baru sebatas teori, tapi aku berjanji, jika kelak takkan sebatas teori lagi. Kau tak berkeberatan, kan?
Rasanya aku tak sabar. Dapat segera menemuimu. Menjumpaimu yg mungkin selama ini belum pernah ku jumpai atau bahkan sering ku jumpai. Kau tau, jika semesta nyatanya memang senang bergurau, kan? Lantas menyaksikan eloknya rupa dan lakumu, yg mungkin sedikit pendiam, atau mungkin tegas, atau bahkan sama gilanya sepertiku? Melihatmu larut dalam satu kegemaran kita yg sama, atau kita yg belajar untuk larut dalam kegemaran kita yg berbeda. Emm, maksudku, apakah kau menyukai pantai dan deru ombaknya, sama sepertiku? Juga menyukai gemerlap indahnya lampu-lampu dalam gelapnya malam? Dan apakah kau berasal dari suku yg sama denganku, yg akan mengajariku banyak totokromo atau anggah-ungguh yg belum aku tau, atau bahkan, mungkin kau berasal dari suku lain, yg akan mengajariku keanekaragaman budayamu? Lalu bagaimana tentang keluargamu, apakah sama seperti keluargaku yg begitu gaduh dengan candaan disetiap pertemuannya? Ah, aku tak sabar, melihat wajahmu memerah yg terkena guyonan keluargaku esok. Siapapun dirimu, yg ku tau pasti hanya; jika dirimu adalah yg terbaik kelak.

Percayalah, jika aku adalah seorang wanita yg tengah berbahagia. Dan esok, kitalah yg akan berbahagia, bersama.

Bandung,
Ay.

0 komentar:

Posting Komentar

Search This Blog

Pinterest Gallery

featured Slider

Instagram Shots

Tweet Tweet

Like us

Sponsor